Kamis, 21 Januari 2010

Kebiasaan mengungkit masa lalu [",]

Bagi pria, persoalan yang telah mencapai kata putus, pantang dibahas lagi. “Buat apa? Buang-buang waktu. Kayak enggak ada persoalan lain saja,” begitu alasan mereka. Masalahnya, apa yang mereka anggap buang waktu ternyata malah menjadi perhatian Anda.

Maklum, bagi perempuan, persoalan yang mengganjal di hati, memang sulit sekali dianggap selesai. Mulut boleh mengucap, “Oke, kita lupakan masalah ini.” Tapi dalam hati, nanti dulu! Untuk soal mengungkit-ungkit persoalan, mereka menganggap Anda hebat. Enggak ada matinya. Anda selalu menemukan celah untuk mengangkat persoalan itu ke permukaan.

Dalam melihat persoalan, pria dan perempuan memang berbeda. Laki-laki menginginkan persoalan cepat diselesaikan, setelah itu mereka akan melupakan. Sebaliknya pada perempuan, cenderung ingin membahas persoalan tersebut sampai tuntas, setidaknya sampai ia merasa puas dengan jawabannya. Biasanya persoalan apa saja yang mereka anggap sudah kelar, dan ternyata masih jadi unfinished business di mata Anda.

- Perselingkuhan
Anda tak akan pernah bisa melupakan persoalan itu. Minta maaf dan mengaku berdosa saja tak cukup untuk Anda. “Saya sudah mengaku salah dan meminta maaf padanya. Sampai pakai nangis segala. Saat itu kami berjanji untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak itu. Saya benar-benar lega karena persoalan itu saya anggap sudah selesai. Namun, beberapa bulan kemudian, dia kembali membahas perselingkuhan itu. Itu terjadi beberapa kali, terutama saat kami bertengkar. Jadi bingung, harus dengan apa lagi ya membuat dia tidak mengungkit masalah itu lagi,” Rico, 21, Menikah, Manajer Promosi.

- Perempuan Lain
Suatu kali dia bercerita soal kekagumannya terhadap teman perempuannya. Memang dia tak membanding-bandingkan Anda dengannya, tapi tetap saja sebuah kesalahan besar jika ia memuji perempuan lain di depan Anda. Anda mengungkapkan ketidaksukaan itu, dia mengakui kekeliruannya dan meminta maaf. “Secara mulut memang dia bilang selesai. Awalnya, saya pun mengira seperti itu. Sampai suatu kali kami terlibat pertengkaran, eh dia kembali mengungkit-ungkit persoalan itu. Bukannya saya waktu itu sudah minta maaf padanya? Kenapa sekarang dipersoalkan lagi?” Echa, 25, Menikah, EO.

- Telat
Biasanya dia selalu berusaha on time saat janjian. Suatu kali karena alasan tertentu, dia terlambat satu jam. Anda pasti bete. Setiba di tempat, dia berusaha memberi alasan yang masuk akal. Saat itu Anda bilang, ”Enggak apa-apa kok, lain kali jangan begitu lagi ya.” Dasar lidah tak bertulang, begitu terulang lagi, Anda membuka masalah itu lagi. “Sekarang kalau saya telat, dia akan menyerocos mengatakan saya selalu terlambat seperti waktu itu. Yang nyebelin, dia tak bosan mendengung-dengungkan lagi kebeteannya menunggu satu jam di tempat yang tak dikenalnya.” Sulis, 22, Lajang, Penulis Naskah.

- Keuangan
“Uang sering jadi masalah dalam rumahtangga. Jujur saja gaji saya lebih kecil dari istri. Seharusnya dia mengerti masalah ini, karena sebelum menikah, kami sudah membahasnya panjang lebar. Saya kira dia cukup mengerti dengan kondisi ini. Setelah menikah, dia masih mengungkit lagi masalah gaji saya yang kecil. Saya pikir urusan ini sudah selesai pada malam itu. Ternyata dugaan saya salah. Sampai kini, persoalan ini tidak pernah selesai.” Prasetyo, 20, Bertunangan, Supervisor Resto Siap Saji.

- Masa Lalu
Sebelum Anda berdua resmi menjalin hubungan, dia punya masa lalu suram. Mungkin karena sedang dimabuk cinta, Anda mengatakan tak masalah dengan masa lalunya itu. Tapi itu terjadi sewaktu hubungan masih manis-manisnya. “Tapi sekarang, dia hobi banget membahas masa lalu saya. Saya capek harus menjelaskan berulang kali. Keingintahuan dia seperti tak pernah terpuaskan. Pasangan kerap mengucapkan, mengapa saya sampai terlibat pada masalah itu, bagaimana dia tahu hal itu tidak akan terjadi lagi kelak. Lama-lama saya memilih tak menjawab pertanyaannya.” Aryo, 21, Lajang, Arsitek.

- “Dosa” Orang Tua
Orangtuanya pernah berbuat salah, menyinggung berat perasaan Anda. Si Dia berusaha mencari jalan untuk mendamaikan Anda dan ibunya. Namun, ternyata masalah itu masih mengganjal di hati. “Pasangan tetap belum bisa menerima sepenuhnya kesalahan ibu saya. Dia masih merasa sakit hati oleh ucapannya waktu itu. Padahal, saya sudah memintanya melupakan itu semua dan berusaha memaklumi. Saya pikir dia sudah melakukan itu. Ternyata belum. Buktinya, dia selalu mengungkit masalah itu setiap kali dia kesal pada ibu saya.” Agung, 20,. tunangan, pegawai.

- Gurauan
“Pasangan pernah sempat senewen dengan gurauan saya. Salah saya juga sih membangunkan singa tidur. Saya pernah bergurau ingin mencari istri baru. Konteksnya pada saat itu kami sedang bercanda. Rupanya gurauan saya ditanggapi serius olehnya. Sudah berkali-kali saya bilang itu cuma bercanda, tidak usah diambil hati. Tapi dasar perempuan, tetap saja dia penasaran dan berusaha mengorek-ngorek saya di lain hari, hahaha… Apa kata bercanda belum cukup ya bagi perempuan?” Noval,15, lajang, pendidikan.

- Kebiasaan Buruk
Wajar kalau kebiasaan sulit sekali untuk diubah. Maklum, kebiasaan itu sudah melekat sejak kecil. Di awal hubungan, sebenarnya Anda sudah mengetahui kebiasaan buruknya ini. Namun, entah mengapa Anda tidak pernah bosan membahas hal tersebut. “Padahal, saya berkali-kali bilang, tidak ada gunanya mengubah kebiasaan buruk saya yang jorok. Saya pikir dia sadar diri dan kemudian mundur teratur. Eh, enggak tahunya, tetap saja dia ‘maju tak gentar’ terus-terusan mengomentari kebiasaan buruk saya yang sudah kapalan, hahaha…” Lucky, 16, Lajang, Pendidikan.

Jangan masa bodo ?

Setiap pasangan menginginkan kehidupan seksnya menyenangkan. Kebosanan dan hambar dalam seks tentunya sangat tidak diinginkan oleh setiap pasangan. Jika ditelusuri lebih jauh, banyak hal atau faktor yang menyebabkan masalah itu. Salah satunya adalah, karena terlalu cuek dan masa bodoh dengan urusan seksual, yang akhirnya membuat hubungan seks menjadi hambar.

Sikap terlalu cuek atau masa bodoh dengan urusan seksual memang cukup mengkhawatirkan. Hubungan seks tak lagi menjadi pemanis sebuah hubungan. Jika sudah begini, tentunya akan bisa membuat retak sebuah hubungan. Dr Jade Sheen, psikologis dari Universitas Deakin pernah menyatakan bahwa, sikap romantis sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan seksual. Dengan adanya sikap yang terlalu cuek atau masa bodoh terhadap seks, akan membuat sikap romantis itu sirna.

Hilangnya keromantisan secara tak langsung membuat hubungan menjadi membosankan. Hinggapnya rasa bosan pun kemudian akan membuat seorang pasangan menjadi cuek dan masa bodoh terhadap pasangannya. Sangat penting bagi pasangan untuk mempelajari hal-hal apa yang membuat pasangannya tergugah secara seksual.

Maka dari itulah, setiap pasangan juga harus mencari pengetahuan yang lebih dalam mengenai masalah seksual atau mengenai variasi seks. Hindari sikap masa bodoh terhadap masalah seks. Cinta dan seks adalah sebuah jalinan yang erat dan tak terpisahkan dari sebuah hubungan yang harmonis. Jadi, jika ingin menjalin hubungan cinta yang lebih erat dengan pasangan, jangan pernah bersikap masa bodoh terhadap masalah seksual.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

For vieny, welcome to your husband’s heart.

*dikutip dari Aku ingin mencintaimu dengan sederhana karya

"pLucKy cHaNgCuT".

Perlukah mengungkapkan masa lalu //

Ketika suatu hubungan tidak dilandasi oleh kejujuran, kemunafikan akan semakin meraja-rela. Itulah pentingnya kejujuran dan kebenaran tetapi kita terkadang tidak melakukanya dengan pasangan kita. Misalnya, kegagalan memberitahu seluruh cerita dibelakang hubungan seksual masa lalu tidak membebaskan diri anda dari tuduhan pembohong.

Setiap orang ingin menemukan pasangan hidup, kita ingin merasa mencintai dengan sepenuh hati. Tetapi ketika kita melakukan, kita lupa rule of the gamenya adalah baru. Kenyataannya, istilah “rule” tidak lagi tersedia. Sehingga kejujuran seringkali terlupakan padahal itu penting.

Saling menanamkan kepercayaan dalam hubungan, memberikan pandangan umum bahwa ikatan itu penting, jujur apa adanya dan memberitahukan masa lalu, menjamin dirinya mengetahui secara penuh dan jangan meninggalkan rasa penasaran.

Masalah hubungan masa lalu akan memiliki pengaruh pada catatan anda dengan pasangan yang ingin anda habiskan sisa hidup bersamannya. Pengalaman akan membentuk anda. Ia perlu tahu apa yang mempengaruhi anda dan apa yang telah membuat anda seperti sekarang.

Setiap pasangan yang anda berkomitmen untuk bersama, memiliki hak untuk mengetahui seseorang yang anda jatuh cinta bersamanya. Siapa dia dalam mata anda? Apakah ia yang sebenarnya atau hanya gambaran yang ingin melindungi diri sendiri?

Sebaliknya ketika kita menyembunyikan sesuatu di masa lalu dari pasangan atau hanya “lupa” mengatakannya, anda akan telihat bersalah ketika hal itu muncul dalam hubungan. Dan ini bisa saja terjadi.

Ketika anda tampil dengan kejujuran dalam suatu hubungan dimana investasi emosional adalah sangat besar, anda akan memulainya dengan penuh kesegaran. Anda akhirnya akan menyimpan mesa lalu dibelakang dan menunjukkan siapa diri anda sebenarnya. Jika ia mencintai anda lebih sebagai suatu hasil, anda telah menang dan pasangan hidup yang mungkin telah didepan mata. Jangan biarkan dia pergi dan lakukan hal yang tepat!

Tips pacaran agar direstui orang tua +++

Jika nggak direstui orang tua, BT dong. Apalagi harus main “kucing-kucingan” segala kalau mau pergi bareng. Mudah-mudahan tips-tips berikut ini dapat menjadi andalan kamu untuk mendapatkan restu dari orang tua, terutama orang tua pacar.¨

1. Pelan-pelan
¨Jangan pernah langsung bilang ke orang tua kalau kita pacaran. Bilang aja bahwa cewek atau cowok tersebut itu cuma teman. Soalnya kalau kita bilang langsung, apalagi buat kamu yang belum usia 17 tahun, pasti orangtua akan melarang. Kamu akan disuruh fokus sekolah ketimbang menjalin hubungan dengan lawan jenis.¨

2. Jangan diam saja
¨Ketika kamu datang ke rumah pacar, selalu ingat pepatah “datang tampak muka, pergi tampak punggung”. Itu artinya kita harus selalu ingat untuk mengucap salam ketika datang dan berpamitan kepada orang tua pacar. Biar gimana, mereka adalah yang punya rumah serta pacar kamu itu.¨

3. Jangan terlalu sering
¨Usahakan untuk jangan terlalu sering datang ke rumah pacarmu dulu. Terutama buat cewek, kata orang Sunda, eta teh pamali. Biarkan waktu berjalan dulu. Pasalnya, kalau kamu terlalu sering datang, bisa-bisa mereka ngira kamu nggak punya rumah¨

4. Interaksi itu penting
¨Pacaran sama seseorang bukan berarti di dunia cuma ada kalian berdua. Jangan lupa, pasangan kamu itu punya lingkungan. Jangan pernah sungkan untuk berinteraksi dengan orang di lingkungan pacar kamu. Terutama orang tuanya. Tapi jangan pernah kita terlalu membanggakan diri di depan mereka, kita harus ingat bahwa sombong itu dosa yang paling disukai setan!¨

Berhentilah menciatai seseorang yg tidak mencintaimu ++

Mungkin pada hari pertama kamu akan nangis habis-habisan, tidak bisa tidur, tidak bisa makan, yang kamu lakukan hanyalah meratap dan meratap. Sebenarnya ini sangat membantu penyembuhan karena membebaskan akal budi dari semua pemikiran yang menghukum, terlalu sulit diterima ego anda yang sedang rapuh saat ini. Meratap dan menagis tersedu-sedu sepenuh hati akan melelahkan tubuh serta membuat kamu bisa tidur pada hari ketiga.

Pada hari keempat adalah waktu untuk menganalisa situasi kendati pun tidak persis rasional. Kamu harus berhenti menyalahkan diri sendiri sebelum kamu bisa menuju urusan yang lebih serius, menyalahkan dia. Di saat ini, teman-temanmu akan datang. Undang hanya yang mau duduk dan mengangguk simpati selama berjam-jam sambil menyuapkan coklat ke dalam mulut kamu. Pada tahapan ini, penting untuk merasa sangat-sangat sedih untuk diri sendiri sampai pada dasar kesedihan untuk mempercepat penyembuhan.

Malam minggu pertama kamu sendirian. Saatnya keluar rumah dan teman-teman sejati akan menemani anda minum di kafe atau jalan-jalan ke mal. Sebaiknya kamu angan pergi ke tempat yang bisa membuat kemungkinan bertemu dengan mantanmu. Sejalan dengan berlalunya malam, kamu harus bergerak dari daftar hal-hal yang salah dari dirimu ke daftar hal-hal yang salah darinya. Katakan atau ceritakan semua kepada orang yang mau mendengarkanmu. Setelah itu pulanglah ke rumah meski nantinya kamu akan sendirian di rumah.

Keesokan hari, saat kamu mngangkat wajah dari bantal, mungkin kamu akan merasa dipermalukan. Yang lalu membuatmu marah pada diri sendiri karena begitu mudah ditebak dan marah padanya serta membuat anda menjadi seperti ini. Hal ini adalah gejala klasik kamu dalam pertengahan jalan. Emosimu masih meluap-luap dan penting untuk memiliki teman yang bisa menuntun kemarahanmu ke arah yang produktif serta tidak melanggar hukum.

Minggu ketiga, teman atau terapi. Situasi terburuk sudah lewat. Kamu tidak lagi lari ke kamar mandi setiap kali seseorang menyebut namanya. Kamu justru merasa sulit untuk tidak membicarakan dia dan teman-temanmu akan menatapmu setiap kali kamu melakukannya. Hati-hati, sebesar apa pun cinta mereka sama kamu tetapi mereka akan merasa bosan juga jika kamu terus menerus melakukan hal ini.

Piknik ke dunia khayal. Saat ini kamu akan memiliki waktu untuk berpikir dan membicarakan segala sesuatu. Kamu mungkin akan menjadi paling bingung dari hari sebelumnya. Teman-teman ada akan membantu meyakinkanmu bahwa kamu bukanlah seorang pecundang dan kamu pun tahu, dia adalah lelaki buruk yang tidak memiliki hati dari kelas yang paling buruk. Tapi kamu tetap saja belum bisa mematikan perasaanmu. Cobalah kamu bayangkan diri ada terbang keluar angkasa dan bertemu dengannya. Dia akan menatap ke matamu dan bilang sama kamu bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang dicintainya dan dia bodoh membiarkanmu pergi. Meski ini memperdayakan tapi sebenarnya merupakan langkah positif karena paling tidak kamu jadi tahu bahwa dia melepaskan seorang perempuan yang hebat begitu saja.

Bingung dan kecewa. Sebulan sudah berlalu tetapi rasa sedih mulai sirna dan penampilanmu mulai membaik. Saatnya kamu untuk keluar dan menguji teori serta jangan mengharap kamu akan sukses besar. Dengan cara ini, kamu tidak akan kecewa dan mungkin tidak akan rileks karena merasa janggal serta bernostalgia tentang saat-saat bahagia bersamanya. Ini bukan waktu yang tepat untuk mencari hubungan yang berarti dan cinta kilat juga tidak akan meningkatkan harga dirimu.

Setelah lima bulan, kamu akan terbangun dan tidak memikirkan mantanmu. Di saat inilah kamu tahu dan sadar serta benar-benar melupakannya. Pada saat itu kamu akan bertanya-tanya kepada diri sendiri mengapa bisa tergila-gila kepadanya padahal dia tidak sehebat yang kamu bayangkan. Mungkin kamu akan merasa lega, ternyata memang lebih baik tanpa ada dia.

So…do not worry to be happy…Enjoy your life.

5 Kebohongan Utama Seorang Wanita *_^

Anda percaya dan bukan sekedar percaya, Anda memuja pasangan Anda setengah mati, tapi jangan anggap bahwa wanita tidak bisa berbohong! Terkadang dengan berbagai alasan situasi dan kondisi, wanita mau tidak mau harus berbohong. Nah.. permasalahannya, gimana kalo kita mengetahui bahwa pasangan kita bohong atau enggak?

Ternyata ada 5 hal utama yang sering menjadi kebohongan bagi seorang wanita. Terkadang alasannya memang tidak selamanya berusaha melindungi perasaan dia atau diri Anda, tapi juga terkadang alasan sederhana seperti menyembunyikan jejak buruk dia sendiri. Apapun kasusnya, yang jelas memang wanita akan dan tidak mungkin tidak berbohong, dan seandainya ketahuan, ada baiknya Anda tahu bagaimana menghadapinya.

1. “Nggak kok, aku nggak marah.”

Wah… ini sih pasti marah. Jangan berpikir bahwa ‘ya sudah, berarti masalah sudah berlalu’. Kebohongan yang satu ini paling banyak digunakan dalam hubungan. Biasanya, wanita yang sering disakiti, sering menggunakan kata-kata ini sebagai pertahanan emosional. Misalnya, lupa telepon, atau lupa tanggal ulang tahun, atau salah manggil nama, atau berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam keseharian pria. Kesalahan seperti ini tidak akan dengan mudah dilepaskan begitu saja, dan wanita akan terus hidup dalam berbagai hal seperti ini dan membiarkan perasaan negatif bertumpuk dan memakan perasaan positif yang ada.

Daripada mengakui bahwa ia terluka oleh karena hal kecil ini, wanita tampil seakan tidak peduli sama sekali, padahal, hal ini sangat sensitif, jadi daripada ia mengaku bahwa ia terluka, ia mengatakan bahwa sama sekali tidak terluka:

Radar:

Kebohongan tipe ini sih gampang banget kelihatan, karena sepandai apapun, pasti ada satu atau dua indikasi yang menampilkan bahwa dia terganggu. Mungkin memang tidak adil, tapi dengan memperhatikan bahasa tubuh seperti nada yang sinis atau sikap pasif-agresif yang ditunjukkan seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa wanita merasa terganggu.

Lalu?

Kalau sudah ada seperti ini, ada baiknya Anda tenang aja dan lindungi diri Anda sendiri dari sakit kepala, coba kontak dia besok untuk kembali membahas mengenai hal ini

2. “Nggak, nggak apa-apa kok kamu clubbing ama temen kamu.”

Hebat bangetttttt… baik banget ya? Tapi Anda percaya dia memberikan ijin sepenuhnya? Lebih baik jangan! Intinya semua wanita pasti protes berat jika Anda bisa dengan bebas memAndangi wanita dengan pakaian mini tanpa pengawasan mereka. Kebohongan yang satu ini mirip dengan kebohongan tipe nomor 1 di atas. Pada umumnya, seorang wanita akan sangat takut ketika pasangan mereka berada dalam situasi yang luar biasa panas tanpa adanya mereka di samping pasangan nya.

Kebohongan yang sama seperti ini juga muncul ketika Anda melirik wanita lain di depan mereka.

Radar:

Biasanya kebohongan tipe ini bisa tersembunyi lebih manis daripada kebohongan tipe pertama. Tapi ada baiknya walaupun mungkin pasangan wanita Anda memang memberi ijin, Anda selalu menganggap bahwa ijin seperti ini adalah kebohongan.

Lalu?

Jika sudah ada kata-kata seperti ini, ada baiknya Anda tidak berangkat. Emang ada artinya apa dua jam bersama temen-temen clubbing, dan akhirnya tiap hari selama sebulan Anda menerima sindiran setengah mati.

3. “Nggak siap aja, punya pasangan sekarang.”

Pernyataan ini hampir selalu salah, walaupun setidaknya pernyataan yang ini tujuannya agak lebih baik. Biasanya kemudian diikuti dengan alasan tambahan seperti: “Aku baru saja mengalami hubungan yang menyakitkan dan rasanya malas disakiti lagi,” atau “Aku sekarang sedang menata karir dan malas punya pasangan.” Kenyataannya, jika ada wanita yang jomblo dan tertarik, maka dia akan dengan tenang mau saja jalan bersama dengan Anda. Sesederhana itu kok!

Radar:

Biasanya, lihat tanda ini: apakah dia merasa nyaman? menghindari pAndangan mata? berbicara panjang lebar? atau malah ada berbagai alasan aneh?

Lalu?

Biarkan saja, jangan biarkan dia tahu bahwa Anda sudah melihat semua hal itu. Santai aja dan tenang aja, dan tinggalkan dia tanpa melukai perasaannya.

4. “Ga apa, biar aku yang bayar, kan selama ini kamu yang bayar.”

JANGAN PERCAYA! Memang tidak semua wanita akan mengatakan hal ini sebagai kebohongan, apalagi jika Anda sebagai pria sudah mengatakan dari awal bahwa kali ini giliran pasangan Anda untuk membayar. Jika Anda tidak mengatakan dan membuat pernyataan ini sejak awal, sehingga pasangan Anda akan beranggapan bahwa Anda pelit dan ingin lolos dari tanggung jawab urusan uang

Radar:

Kalo dia berkata “Udah aku yang bayar,” tapi sama sekali tidak menggerakkan tangan ke dompet, maka dia tidak ingin bayar.

Lalu?

Ingat! Siap uang! Kapan pun, di mana pun, siapkan uang! Apapun yang terjadi Anda sebagai pria harus tidak boleh lupa siapkan uang untuk membayar!

5. “Luar Biasa….”

Biasanya kata-kata ini muncul di dalam urusan seksualitas. Ketika seorang wanita dan sepenuhnya fokus kepada satu pria, maka terkadang wanita ini percaya bahwa pria tadi adalah dan hanyalah satu satunya. Maka wanita akan cenderung mengatakan bahwa dia merasakan kenyamanan dan kenikmatan walaupun tidak selalu. Kebohongan ini tidak selalu berada dalam urusan seksualitas dan sering sekali akan kita temui.

Radar:

Apapun yang dia katakan untuk hal seperti ini, terima dan nikmati saja.

Lalu?

Jangan pernah meminta dia menilai apa yang sudah Anda kerjakan apalagi untuk urusan seksual. Jika dia mengatakan kata-kata ini duluan, maka ada baiknya Anda tidak terlalu serius dan tenang saja dan ambil positifnya saja. Jangan gali terlalu dalam karena penggalian hanya akan menyakiti Anda dan dirinya bersamaan.

Love is...
© ♥♥♥ aLL About Love ♥♥♥ - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace